Allah Memberi Kecukupan Yang Membaca Dua Ayat Terkahir
Surah Al Baqara Tiap Malam
Surah Al Baqara Tiap Malam
Siapa yang membaca dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqarah pada waktu malam, maka ia akan diberi kecukupan.
Sebagian ulama ada yang mengatakan, ia dijauhkan dari gangguan setan. Ada juga
yang mengatakan, ia dijauhkan dari penyakit. Ada juga ulama yang menyatakan
bahwa dua ayat tersebut sudah mencukupi dari shalat malam
Disebutkan dalam hadits dari Abu
Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa yang membaca dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.”
(HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Hadits ini pula yang dicantumkan
oleh Ibnu Katsir saat menjelaskan keutamaan dua ayat terakhir surat Al Baqarah
ini dalam tafsirnya. Dua ayat terakhir dalam surat Al Baqarah tersebut tidak
lain adalah Firman-Nya:
آَمَنَ
الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Rasul telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an) dari Rabbnya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan seseorang pun di antara rasul-rasul-Nya”, dan mereka
mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya
Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Rabb kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah
kami; dan rahmatilah kami.Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir.” (QS. Al Baqarah: 285-286)
Imam Nawawi sendiri menyatakan
bahwa maksud dari memberi kecukupan padanya –menurut sebagian ulama- adalah ia
sudah dicukupkan dari shalat malam. Maksudnya, itu sudah pengganti shalat
malam. Ada juga ulama yang menyampaikan makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan
setan atau dijauhkan dari segala macam penyakit. Semua makna tersebut kata Imam
Nawawi bisa memaknai maksud hadits. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.
Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat tersebut ketika dibaca di
malam hari, “Ketahuilah para ikhwan sekalian, kedua ayat ini jika dibaca di
malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud diberi kecukupan di sini
adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga diperhatikan dalam do’a karena
dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam
Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar