animasi

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jumat, 07 Oktober 2016

Orang Berimai Itu Bersaudara

Persaudaraan merupakan hal yang sangat penting dalam agama Islam
Hal itu berhubungan erat dengan keimanan seseorang. Di dalam ajaran Islam, persaudaraan bukan hanya menyangkut hubungan antar dua orang atau lebih secara horisonal, tetapi juga menyangkut keimanan dan ketaatan seseorang terhadap Alloh ta’ala.
 
Allah ta’ala, Rosululloh shollallahu alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in, dan ulama telah memberikan pentunjuk sekaligus teladan bagaimana cara menumbuhkan, memupuk dan menjaga persaudaraan antar orang-orang yang beriman :

1.Menyadari bahwa Allah ta’ala menciptakan manusia dengan karakter yang berbeda-beda 
 
Perbedaan adalah sunnatulloh. Adanya manusia dengan wajah, bentuk, warna kulit, karakter, watak, dan tabiat yang berbeda-beda adalah salah satu kehendak Ilahi yang selayaknya kita sadari. Hal ini penting agar kita tidak selalu berharap atau bahkan memaksa orang lain agar senantiasa sependapat dengan kita. Justru sebaiknya kita belajar untuk memahami orang lain; memahami latar belakang kehidupannya, tabiat dan wataknya, kesenangannya, hal-hal yang dia tidak sukai, dan kecenderungannya. Dengan menyadari bahwa tidak semua manusia sama dan mencoba memahami kepribadian orang lain, dalam hal ini saudara sesama mukmin, insyaalloh kita akan siap membangun hubungan persaudaraan dengan setiap orang yang beriman.

2. Menebar salam

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian”. (HR. Imam Muslim no. 203)

Salam merupakan pembuka pintu persaudaraan. Salam merupakan simpul awal dari sebuah tali persaudaraan yang kuat. Salam merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa saling mencintai di qolbu orang-orang yang beriman

3. Mendamaikan saudara yang bertikai

Firman Allah Ta’ala : 

 " Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya…” (QS. Al-Hujurot: 9)

Dari Abû Darda ra., ia berkata; Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

Maukah kalian kuberitahu suatu perkara yang lebih utama daripada derajat shoum, sholat, dan shodaqoh. Para sahabat berkata, “Tentu saja ya Rosulullah!” Beliau lalu bersabda, “Pekara itu adalah mendamaikan perselisihan. Karena karakter perselisihan itu membinasakan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya, at-Tirmidzi ) 

Ayat tersebut dengan sangat gamblang menjelaskan bahwa hendaknya setiap mukmin berusaha untuk menjaga tali persaudaraan antar sesama mukmin. Jika terjadi pertikaian, pertengkaran, ataupun permusuhan antar sesama orang yang beriman, hendaknya orang mukmin itu berusaha dengan segenap upaya untuk mendamaikannya

4. Tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak menggunjing

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain…” (QS. Al Hujurot: 12)

Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu pernah menyampaikan sebuah hadits Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang artinya: 

“Jauhilah oleh kalian persangkaan yang buruk (dhon) karena dhon itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad (dengki, iri hati), saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara sebagaimana yang Dia  perintahkan….” (HR. Al-Bukhari no. 6066 dan Muslim no. 6482)

 Demikianlah. Perbuatan merendahkan, mencela, memanggil dengan gelar yang buruk, prasangka, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing adalah perbuatan jelek yang sangat merugikan. Perbuatan-perbuatan semacam itu sangat mudah menyulut api permusuhan antar orang-orang yang beriman. Maka hendaknya setiap mukmin menjauhi perbuatan-perbuatn buruk tersebut. Semoga Alloh ta’ala menjauhkan kita semua dari perbuatan-perbuatan buruk ini,Amin Ya Rabbal Alamin...


Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah bagimu

Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah bagimu
Akhlak yang baik tercermin dalam wajah yang berseri-seri di hadapan orang lain, melakukan perbuatan yang baik dan tidak menyakiti orang lain. Semua perbuatan ini harus disertai dengan perkataan yang baik dan sopan, tidak membuat orang marah, dan tidak pula menyakiti hati orang lain. Oleh karena itu, pengaruh yang besar dan ganjaran yang banyak dapat diperoleh dari perbuatan yang baik dan terpuji.

Allah ta’ala telah mengkhususkan dan memuji Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam dengan ayat yang mulia. Disebutkan padanya akhlak yang terpuji dan adab yang baik, yaitu firman Allah ‘Azza wa Jalla:

“ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. al-Qalam : 4)
 Akhlak yang baik akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang, sedangkan akhlak yang buruk dapat menumbuhkan rasa saling benci, iri, dan acuh.

Akhlak yang baik adalah tanda keimanan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akhlak yang baik itu merupakan bentuk dari sempurnanya iman, sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. at-Tirmidzi 1162)

Setiap muslim diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang baik dan lembut agar timbangan kebaikannya bertambah berat, karena akhlak yang baik merupakan sedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ucapan yang baik adalah sedekah.”  (HR. Bukhari 2989, Muslim 1009)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Apakah yang paling banyak menyebabkan manusia masuk ke dalam surga? Beliau menjawab, ‘Takwa dan akhlak yang baik.’”   (HR. Shahih Ibnu Majah 3443)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan kita untuk berakhlak mulia dan berpegang teguh dengannya. Beliau juga menyebutkan akhlak yang baik dengan ketakwaan sebagaimana hadits diatas !!!