animasi

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jumat, 06 Januari 2017

Mudahnya Mendapatkan Naungan Allah



7Golongan Yang Mendapat Naungan Allah Di Hari Akhir

 Mudahnya Mendapatkan Naungan Allah dimana saat itu tidak ada Naungan selain  Naungan dari Allah Kita hanya diminta Melakukan 7 hal :

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَا

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: 

Pertama, Pemimpin yang adil.

Kedua, Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.

Ketiga, Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.

Keempat, Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.

Kelima, Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.

Keenam, Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.

Ketujuh, Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis. ”(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)

Penjelasan tentang 7 Golongan Yang Mendapat Perlindungan Allah di Hari Akhir dari Hadist diatas

Pertama, Pemimpin yang adil

Kisah sahabat Umar bin Abdul Aziz ketika menerima tamu di rumahnya menjadi sebuah pelajaran yang berharga. Tidak hanya bagi pemimpin formal tetapi bagi semua manusia. Suatu malam ketika Umar sedang sibuk bekerja diruangannya, datanglah teman lama sebagai tamu. Umarpun menyapa dan menanya. “Engkau kesini mau berbicara urusan apa, soal pribadi atau soal Negara?” Tamu itu menjawab. “Soal pribadi”. Umarpun beranjak untuk mematikan lampu penerang ruangan. Tamu itu agak bingung, ia pun bertanya “tuanku mengapa engkau padamkan lampu, bukankah kita ingin berbincang” Umar menjawab ” sedari tadi aku berkeja diruangan ini untuk Negara, karena itu aku gunakan lampu sebagai penerangnya, nah sekarang kita berbincang soal pribadi, maka aku padamkan lampu itu, karena lampu itu dibelanjakan dengan uang rakyat, sedangkan perbincangan kita kali ini bersifat pribadi”.

Maka dari itu kesuksesan seseorang menjadi pemimpin yang adil adalah garansi keamanan dari Allah swt di hari kiamat kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah

Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di sisi Allah (balasan) adalah mereka berada di atas mimbar dari cahaya di sisi kanan Allah yang Maha Al-Rahman dan kedua tanganNya adalah kanan, yaitu orang-orang yang berlaku adil di dalam menghukumi dan adil terhadap keluarga mereka serta adil terhadap apa yang menjadi tanggung jawab mereka“.

dalam kitab Shahih Bukhari dan juga dalam Shahih Muslim hadist dari Ma’qil bin Yasar ra berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang hamba diberikan oleh Allah untuk mengurusi perkara rakyat kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan surga atas dirinya“.

Kedua, Pemuda yang tekun beribadah kepada Allah.
pemuda adalah harapan dari segala-gala. Harapan agama dan Negara. Perjuangan bangsa ini dimasa penjajahan dipenuhi dengan pemuda.


Ketiga Lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid

Masjid sebagai rumah Allah harus menjadi sumber inspirasi. Inspirasi yang untuk memajukan ummat baik maju jiwanya, maupun maju ekonominya. Karena kesehatan ekonomi menjadi pilar dari kesehatan jiwa. Dan kesehatan jiwa sangt berpengaruh pada kondisi agama.

Jadikanlah masjid sebagai tempat mencari persamaan bukan memperbesar perbedaan. Orang yang selalu memikirkan masjid berarti mereka juga memikirkan masyarakat masjid, masyarakat muslim yang selalu menjalankan perintah Allah lima kali setiap hari. Orang yang demikian akan mendapatkan perlindungan dari Allah swt kelak di hari akhir.

Demikianlah jaminan yang diberikan Allah kepada mereka yang selalu memikirkan masjid sebagaimana keterangan sebuah hadits Dari Abi Darda’ ra dia berkata: Rasulullah bersabda: Mesjid adalah rumah untuk setiap orang yang bertaqwa. Allah akan memberikan jaminan bagi orang yang menjadikan mesjid sebagai rumahnya dengan ruh, rahmat dan bisa melewati sirath dengan selamat menuju ridha Allah yang menyampaikannya ke dalam surga”.

Keempat, Dua orang yang saling mencintai karena Allah di mana dia berkumpul dan berpisah kerena Allah.
Sebab ikatan keimanan yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Kelima  Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Begitu juga sebaliknya, jika terjadi pada diri seorang perempuan hal serupa dan dia berani menolaknya, sungguh Allah mengamankan di di hari kamat. Dan terdapat dalam riwayat yang shahih ketika seorang wanita shalihah akan berangkat ke sebuah tempat yang jauh bersama kafilah, maka seorang lelaki mengikutinya karena dia menyukai wanita itu, beberapa lama kemudian semua orang mulai tidur, namun wanita itu masih duduk dan belum tidur, kemudian lelaki itu mendekat kepadanya dan mengajaknya untuk berbuat keji karena semua orang telah tidur, maka wanita itu berkata: “apakah engkau yakin semua orang sudah tidur dan tidak ada yang akan melihat kita?”, maka lelaki itu pun kembali meyakinkan bahwa semua orang telah tidur,dan berkata kepada wanita itu : “betul semua orang telah tidur”, maka wanita itu berkata : “Apakah Allah tidur dan tidak melihat kita?”, mendengar ucapan wanita itu maka lelaki itu tertunduk malu dan berkata : “iya betul Allah melihat kita”, wanita itu berkata lagi : “jika Allah melihat kita apakah engkau tidak malu kepada Allah, hingga engkau mengikutiku dari tempat yang jauh untuk berbuat hal itu kepadaku, dan jika engkau meninggal saat ini apa yang akan engkau jawab dihadapan Allah”, maka lelaki itu menutup mukanya karena malu dan kemudian pergi, setahun kemudian terdengar kabar bahwa telah wafat seorang wali Allah dan puluhan ribu orang yang mengantar jenazahnya ke pemakaman, dan setelah ditanya siapakah wali Allah yang telah wafat tersebut, ternyata dia adalah lelaki yang telah bertaubat di tangan wanita itu yang kemudian Allah mengangkat derajatnya hingga ia menjadi wali Allah subhanahu wata’ala.

Keenam. bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya. Itulah yang dimaksud dengan ikhlas. Mengerjakan sesuatu tanpa ada embel-embelnya.

Ketujuh, Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Semoga kita termasuk yang mendapatkan perlindungan dari Allah kelak di akhirat. Aminn. [ Diolah dari beberapa sumber ]

Cinta karena Allah Ta’ala menghilangkan kebencian



Cinta karena Allah Ta’ala mampu menghilangkan kebencian  
 kecemburuan  dan persaingan dari hati Manusia 
Muslimah yang tulus yang benar-benar menyukai sauadarnya melebihi dirinya sendiri, Bahkan ia selalu berdoa untuk saudaranya dalam ketiadaannya. Dengan menjadkan Islam sebagai identitas utama kita untuk mencintai saudara seiman atas dasar kepatuhan kepada Allah Ta’ala adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan kita di Hari Kebangkitan kelak . 

dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu  Rasulullah bersabda,
“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya, apa yang dia cintai untuk dirinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Allah menganugerahi perasaan cinta pada setiap insan. Bahkan Allah juga menurunkan aturan berkaitan dengan cinta. Dalam banyak hadist Rasulullah , Rasul menjelaskan tentang adanya perasaan dan rasa sayang seorang muslim pada saudaranya (muslim yang lain). Berikut adalah bagimana car seorang muslimah mencintai saudari seimannya.

 Nabi . Bersabda, Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.Jadi ini bukan cinta demi status, atau ketenaran. Ini adalah cinta yang membutuhkan hati yang bersih, hati yang ringan, dan lembut. 

Dari Mu’adz ibn Jabal ra, katanya: Aku mendengar
Rasulullah bersabda,
“Mereka yang berkasih-sayang demi Keluhuran-Ku, bagi mereka mimbar-mimbar cahaya yang menyebabkan para An-Nabi dan para Asy-Syuhada iri kepada mereka”.
(HR. At Tirmidzi).

Sebenarnya, karena dasar inilah para imam kaum muslimin sejak zaman Rasulullah sampai hari ini berdiri di hadapan umat, Cinta semacam inilah adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kebencian, kecemburuan, dan persaingan dari hati manusia.[]