animasi

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Rabu, 21 Desember 2016

Keutamaan dua Ayat Terakhir Surah Al Baqarah

 

Keutamaan dua Ayat Terakhir Surah Al Baqarah
Ayat ke  285 dan 286

Diriwayatkan Dari Abu Mas’ud ra. dia berkata, Rasulullah . bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat di akhir surat Al-Baqarah dalam satu malam, maka cukuplah dua ayat tersebut sebagai penyebab perlindungan Allah kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim).

Al Baqarah Ayat 285 - 286 

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ 
رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ }    ٢٨٥ {

لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ }   ٢٨٦{
 
 Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),’Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,’ dan mereka mengatakan,’Kami dengar dan kami ta’at.’ (Mereka berdoa),’Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali, [ 285]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):”Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.[286]

 Dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, maka Allah akan memberikan kecukupan baginya untuk urusan dunia dan akhiratnya, juga ia akan dijauhkan dari kejelekan. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa dengan membaca ayat tersebut imannya akan diperbaharui karena di dalam ayat tersebut ada sikap pasrah kepada Allah Ta’ala. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa ayat tersebut bisa sebagai pengganti dari berbagai dzikir karena di dalamnya sudah terdapat do’a untuk meminta kebaikan dunia dan akhirat.
Dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata, “Pada saat Jibril duduk bersama Nabi . Tiba-tiba beliau mendengar suara gemuruh dari atas beliau, maka beliau pun menengadahkan kepalanya keatas. Jibril berkata, ‘Itu adalah suara pintu dari langit. Hari ini pintu tersebut dibuka dan pintu itu tidak pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini. Kemudian turunlah malaikat dari langit’ Jibril berkata, ‘Ini adalah malaikat yang turun ke bumi, dan ia tidak pernah turun sama sekali kecuali pada hari ini’. Selanjutnya malaikat itu memberi salam dan berkata, ‘Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, dan dua cahaya itu tidak pernah diberikan kepada Nabi sebelum kamu. Dua cahaya itu adalah surat Al Fatihah dan ayat-ayat terakhir dari surat Al Baqarah. Tidak satupun huruf yang engkau baca darinya melainkan akan dikabulkan (permintaan yang terkandung padanya)’.” (HR. Muslim).

Imam Nawawi sendiri menyatakan bahwa maksud dari memberi kecukupan padanya   menurut sebagian ulama- adalah ia sudah dicukupkan dari shalat malam. Maksudnya, itu sudah pengganti shalat malam. Ada juga ulama yang menyampaikan makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan setan atau dijauhkan dari segala macam penyakit. Semua makna tersebut kata Imam Nawawi bisa memaknai maksud hadits. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.

  Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah . bersabda, "Janganlah kau jadikan rumah-rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surat Al Baqarah." (Diriwayatkan oleh Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah para ikhwan sekalian, kedua ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga diperhatikan dalam do’a karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).

Menyepurnakan Keimanan



Menyepurnakan Keimanan
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْر وبْنِ العَا صِ رَ ضِيَ اللهُ  عَنْحُمَا قَا لَ : قَا لَ رَسُوْ لُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ يُعْؤْ مِنُ أَحَدُ كٌمْ حَتَّى يَكُوْ نَ هُوَ اهُ تَبَعاً لِمَاجِعْتُ بِهِ .(حَد يْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَا هُ فِيِ كِتَ بِ اْلحُجَةِ  بِإِ سْنَادٍ صَحِيْحٍ )
Dari Abu Muammad Abdillah bin Amr bin 'Ash ra. ia berkata, "Rasulullah . bersabda, 'Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa." : ( Hadits ini adalah hadits hasan shih dan kami riwayatkan dari kitab al-Hujjah dengan sanad yang sshih ).

Sumber Hadits Kitab al-Hujjah adalah kitab akidah Ahlusunnah yang mencakup penjelasan mengenai pokok-pokok agama berdasarkan kaidah-kaidah ahli Hadits.nama lengkapnya al-Hujjah ala Tariki Suluk Muhajjah. Tentang kitab tersebut,Ibnu Hajar All-Haitami berkata," Ini adalah kitab yang bagus dan bermanfaat,dikarang oleh Abu Fath Nashr bin Ibrshim Al-Maqdisi .Ia adalah seorang ahli fikih Mazhab Syafi'ih dan ahli zuhud.Ia perna tingal di Damaskus dan meninggal pada tahun 490 H."

Mengikuti Hawa Nafsu Merupakan Pangkal Maksiat, Bid'ah, dan Penolakan terhdap Kebenaran
Siapa saja yang membiarkan syawatnya dan menuruti hawa nafsunya,maka hawa nafsunya dan syahwat itu akan menriknya kepada kemaksiatan dan dosa serta mendorongnya untuk melanggar syariat الله سبحانه وتعالى Pada kenyataanya, penyimpangan,perbuatan bid’ah fisik, dan murtad terjadi bukan karena tidak jelasnya kebenaran atau karena mereka tidak puas terhadapnya.kebenaran adalah sesuatu yang jelas dan nyata,begitu juga dengan kebatilan.

Akan tetapi,mereka lebuh mengikuti hawa nafsunya.  الله سبحانه وتعالى  .berfirman: "Maka jika mereka tidak menjawab ( tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka( belaka ).Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit paun," (QS Al-Qashash[28]:50)

Mengikuti Hawa Nafsu Sama Halnya dengan Menjadikanya sebagai Tuhan

Ibadah berati tunduk dan patuh. Siapasaja yang tunduk dan patuh kepada syahwatnya, maka mereka telah menjadi hamba bagi nafsunya.Hawa nafsu dan syahwat selalu membayangi manusia hingga mereka dikuasai. Tindakanya senagtiasa diwarnai oleh nafsunya sehinggah mereka selalu mengikuti perintah-perintah nafsu meskipun bertentangan dengan pikiran dan akalnya serta berlawanan dengan pengatahuan dan ilmunya.dengan begitu, Anda akan menemukan budak nafsu yang buta dan tuli dari kebenaran.Mereka tidak mengenal istiqamah dan tidak berjalan pada jalan yang benar.Ibnu Abbas berkata," Hawa nafsu adalah tuhan yang disenbah dibumi." Kemudian ia membaca : 

"Tidakkaah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan," (QS Al-Furqan [25]:43).

Dalam sebuah hadits ,Rasulullah  .bersabda,
”Tidak ada Tuhan yang disembah dibawah kolm langit yang lebih besar (dosanya) dibandigkan hawa nafsu yang dituruti."

 Perjungan melawan hawa nafsu adalah buah dari ma'rifatullah, pengatahuan tentang kebesara-Nya, dan pengakuan terhadap berbagai nikmat-Nya. Oleh karena itu seorang hamba akan senagtiasa melawan hawa nafsunya hingga ia terlepas secara keseluruhan dari penyembahan terhadap hawa nafsu menuju penyembahan kepada Allah swt. semata sehingga sempurna imanya dan kuat keyakinanya.Dengan demikian,ia akan menjadi orang yang memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

الله سبحانه وتعالى   berfirman: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhanya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)," (QS An-Nazi'at [40-41). di ayat yang lain " Adapun orang yang melampaui batas.Dan mengutamakan kehidupan dunia,maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya),"(QS An-Nazi'at [79]37-39)

Jika seorang muslim mengikuti jalan الله سبحانه وتعالى  .dengan tekat yang kuat dalam kondisi apa pun,mengikuti perintah dan menjauhi larangan,menjadikannya sebagai hukum yang adil untuk semua orang,menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram,seta menghidari perkara-perkara syubhat dan bersifat wara terhadapnya,orang seperti ini telah menggapai keimanan yang sempourna Ia akan mencapai tingkat keyakinan yang paling tinggi.Jika ia tidak seperti itu,keinmananya masi ada kekurangan.

Agar sesorang muslim mendapatkan fondasi iman dan berjalan menuju kesempurnaanya,seharunya ia mencintai apa yang dicintai oleh الله سبحانه وتعالى  .dan Rasulnya dengan cinta inilah akan memndorngnya untuk melaksanakan perintah,baik wajib maupun sunnah.di sampingitu,ia juga membeci apa pun yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya baik yang haram mauun yang makruh.kencintaan apa yang dicintai oleh الله سبحانه وتعالى  .dan membeci apa yang dibencinya tidak akan terwujud,kecuali ia mencintai Allah swt.dan Rasul-Nya dengan cinta yang mengalhkan sgalanya sehingaa mendahuukan keduanya di atas yang lainya . الله سبحانه وتعالى  berfitman: " Katakan,'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,ikutilah aku ,niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu," (QS Ali Imran [3]:31).

Seorang Ulama berkata." Setiap orang yng mangaku cinta kepada Allah swt.dan tidak mengikuti perinta-Nya maka pengakuannya tidak sah.Setiap orang yang cinta kepada الله سبحانه وتعالى  . namun tidak takut kepada-Nya maka cintanya adalah palsu.

Cinta Allah dan Rasulnya memiliki pengaruh terhadap jiwa seorang muslim .oleh karena itu ia  tidak cinta selain karena الله سبحانه وتعالى  . tidak marah selain karena الله سبحانه وتعالى  . tidak memberi selain karena الله سبحانه وتعالى  . dan tidak menolak selain karena الله سبحانه وتعالى  .

DUNIA JEMBATAN AKHIRAT



DUNIA  JEMBATAN   AKHIRAT
(   Akhiratlah  kampoeng halaman yang sesungguhnya )

Orang mukmin di dunia merasa sebagai orang asing atau pengembara. ia tidak menetap didunia, apalagi di sibukan dengan perhiasanya atau tertipu dengan keindahanya. Dunia bukanlah sesuatu yang layak untuk diperhatikan dan diusahakan karena hanya merupakan rumah singgah dan bukanlah rumaha untuk menetap  الله سبحانه وتعالى berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُور
" Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu,"
 ( QS Ali Imran [3]:185).

Orang mukmin senagtiasa mersa dalam jiwanya dan hatinya bahwa ia hidup di dunia ini dalam kondisi jauh dari kampung halamanya dan jau dari keluarga.Ia juga senagtisa merindukan kampung halamanya.ia juga sengtiasa merindukan untuk bertemu dengan keluarga dan kekasih.Ia sengtiasa merasa asing di tempat ia berada.Ia tidak tenag menghadapinya. Hatinya senagntiasa ingin untuk berpisah denganya. Oleh karena itu ia tidak membangun rumah yang megah atau menumpuk barang mewah,melaikan ia relah dengan apa yang di terimahnya. 

Ia mengumpulkan hadia dan pemberian yang akan dinikmatinya di negerinya bersama keluarga dan kerabatnya karena ia tahu bahwa di sanalah ia menetap.Dengan begitu,orang mukmin hidup dengan sikap zuhud terhadap dunia karena dunia bukanlah rumah
yang abadi,melaikan tempat singgah sementara jika di bandigkan dengan kehidupan akirat. الله سبحانه وتعالى.berfirman :

"Kenikmatan hidup di dunia ini ( dibandingkan dengan kehidupan ) di akhirat hanyalah sedikit," ( QS at-Taubath[9]:38). 

"Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal," ( QS Ghafir [40]:39).

Hasan Al-Bashir berkata,"Orang mukmin bagaikan orang sing.ia tidak sedih dengan sedikitnya dunia dan tidak berlomba untuk memperebutkanya.Ia tidak memilliki kepentinganya sendiri."

Ibnu Rajab berkata,"Ketika الله سبحانه وتعالى .menciptakan Nabi Adam as,ia dan isterinya tinggal disurga,kemudian diturungkan darinya dan dijanjikan untuk kembali kepadanya bersama keturunannya yang saleh.orang mukmin selalu rindu kepada" Kampung halamanya,yang pertama.Cinta kepada kepada "kampung halaman "termasuk bagian dari Iman."

Ia menjadikan tempat tinggal dan kenikmatan hanya sebagai sarana untuk mewujudkan harapanya di akhirat,yaitu memperoleh keselamatan dan ridah الله سبحانه وتعالى .Dia Berfirman : " Ynag menjadikan mati dan hidup,supaya ia menguji kamu,siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya," ( QS Al-Mulk[67]:2) 

Ia juga mencari teman yang beguna untuk mennjukan jalan dan membtunya untuk sampai ke tujuan.  الله سبحانه وتعالى berfirman : " Teman-teman akrab pada hari itu sebagainya menjadi musuh bagi yang lain,kecuali orang-orang yang bertakwa," (QS Az-Zukhruf [43]:67). 

Ia tidak berani untuk mencari dan merampok karena perbuatan itu menjauhkan dari الله سبحانه وتعالى  .dan dari ketaatan kepada-Nya,seperti seorang musafir yang berada di tengah padang pasir. الله سبحانه وتعالى  .berfirman: " Dan ( ingatlah ) hari ( ketika itu )orang yang zalim menggigit dua dua tanagnya,seraya berkata,' Sekiranya ( dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.Kecelakaan besar bagiku; seandainya (dulu) aku tidak menjadikan fulan sebagai teman akrab  (ku).Sesungguhnya ia telah menyesatkanku dari Al-Qur'an ketika ia datang kepadaku.' Dan setan tidak mau menolong manusia," ( QS Al -Furqan [25]:27-29). Seorang musafir akan mempersiapkan bekal untuk perjalananya dan orang mukmin mepersiapkan bekal di dunia untuk akhiratnya.

الله سبحانه وتعالى  berfirman "Dan berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal," (QS Al-Baqarah [2]:197) 
Abdullah bin Umar menerima nasihat Rasulullah .untuk bersikap zuhud terhadap dunia,bahkan mengajarkan puncaknya,yaituberangan-angan pendek terhadap dunia.Jika ia berada di sore hari. ia tidak menunnggu pagi hari.Jika ia berada di pagi hari,ia tidak menungguh sora hari.Ia mengira bahwa ajalnya akan tiba sebelum waktu yang ditentukan oleh الله سبحانه وتعالى  

Al-Hakim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dengan status hadis marfu'dari Ibnu Abbas ra. dari Rasulullah . bersabda " Gunakan yang lima seblum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu,sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, leluasamu sebelum sibukmu,dan hidupmu sebelum matimu.":  

Aktifitas dunia wajib dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jiwa dan raga dan mendapatkan manfaat. setiap muslim melakukanya untuk kehidupan akhirat dan mendapatkan balsan dari الله سبحانه وتعالى. hadits Nabi Ini menggambarkan untuk memngembalikan kita kepada sikap profesional antara dunia dan akhirat. setiap kali kita semakin lengket dengan debu dunia maka kita akan terjangkiti kelalainya kesesatan. 


 Dari Abdullah bin Mas’ud z, beliau menceritakan bahwa Rasulullah ` tidur di atas tikarnya. Tikar itu pun membekas di lambung beliau yang mulia.Parashahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami buatkan kasur untukmu?” Beliau ` pun menjawab:  “Apa urusanku dengan dunia?! Tidaklah aku di dunia ini kecuali hanyalah seperti musafir yang bernaung di bawah pohon lalu pergi meninggalkannya.” [H.R. At-Tirmidzi].

Dengan hadits ini tercermin pula bahwa kemuliaan seseorang tidaklah diukur dari banyaknya materi yang dimiliki. Namun, kemuliaan diukur dari apa yang ada di dalam hati yakni ketakwaan. Tidakkah kita mendengar firman Allah l yang artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling takwa.” [Q.S. Al-Hujurat:13].

Maka dari itu, hendaknya kita berbekal untuk kehidupan kekal kita, bukan menyia-nyiakan waktu kita di dunia ini. Hendaknya, apa yang kita miliki di dunia ini kita jadikan sebagai sarana untuk mencari kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Allah l berfirman yang artinya, “Dan carilah dari apa yang Allah berikan kepadamu negeri akhirat…” [Q.S. Al-Qashash:77