animasi

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jumat, 10 Maret 2017

TIGA HAL UNTUK MEMPERBAIKI DIRI




TIGA HAL UNTUK MEMPERBAIKI DIRI 
 
Sebaik-baik manusia adalah, yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.Hitung-hitunglah diri kalian, sebelum kalian dihitung (Umar bin Khottob). Introspeksi sangat penting untuk memperbaiki diri. itu merupakan bagian dari cara mendekatkan diri kepada Allah Manusia setiap hari membuat dosa dan kesalahan, yang jika terus menumpuk akan merusak jiwanya,dan hati akan terasa gelap dengan berbuat dosa. 
 
Rasulullah telah memberitahukan jalan untuk memperbaiki diri kita, yaitu di antaranya adalah tiga amalan dalam sabdanya :

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ ” قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: “إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ

“Maukah kalian aku beritahukan amalan yang dengannya akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Para sahabat menjawab : mau wahai Rasulullah. Beliau bersabda : menyempurnakan wudhu di saat yang sulit, banyak melangkah menuju masjid, dan menunggu sholat setelah sholat, itulah ribath (perjuangan)” (HR.Muslim).
Itulah tiga jalan untuk memperbaiki diri kita, menghapus dosa-dosa kita, mengangkat derajat kita di sisi Allah.

1.  Pertama, berwudhu di saat yang berat, misalnya setiap kali hendak tidur atau waktu lainnya, dan bahkan setiap kali batal wudhu disunnahkan untuk memperbaharui wudhu kita.

2.  Banyak melangkah menuju masjid, yaitu senantiasa menghadiri shalat berjamaah di masjid, khususnya bagi kaum pria.

3.    Menunggu sholat setelah sholat, misalnya setelah sholat Maghrib berjamaah tetap duduk berdzikir atau berdoa atau kajian ilmu sambil menunggu didirikannya sholat Isya.

Kita harus menanamkan pada diri kita semua bahwa kita di dunia ini hanyalah mampir sebentar, kita semua akan kembali kepada Allah. Namun, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadap Allah

Allah سبحانه و تعالى berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan” (QS al-Anbiya‘ [21]: 35)
Apabila kita mengingat kampung akhirat dan kematian, maka kita akan mendapatkan tiga faedah:

·   Semangat dalam ibadah, dan membaguskannya karena kita merasa bahwa amalnya masih sedikit dan banyak dosa, barangkali ini ibadah yang terakhir kali.
·         Segera dalam taubat, dia tidak menunda-nunda.

·         kana’ah dengan rezeki dari Allah.


INILAH CARA MENGINGAT KEMATIAN

Menghadiri majelis-majelis ta’lim yang mengingatkan akhirat.
Hasan Bashri bertahun-tahun lamanya majelis kajiannya bukan membahas politik, melainkan kematian dan akhirat.
·         Ziarah kubur dengan tadabbur.

·         Menyaksikan jenazah dan mengurusinya.

·         Mengkaji ayat-ayat al-Qur‘an dan hadits seputar alam akhirat berupa siksa kubur, dahsyatnya kematian,

Orang yang cerdas ialah yang menghisab dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati.

 Allah سبحانه و تعالى berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,( QS.Asy-Syams Ayat 9)

Allah Allah سبحانه و تعالى berfirman:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

 Setiap manusia hendaknya selalu memperhatikan apa, siapa, ke arah mana dan bagaimana dirinya dalam pentas kehidupan ini. Dengan mengetahui semua hakikat jawaban itu niscaya ia akan mendapatkan setengah dari makna kehidupan itu sendiri.

Dan tatkala ia telah menemukan siapa dirinya, maka yang muncul ke permukaan kesadaran adalah kerapuhan dan kelemahan dirinya di hadapan bentangan alam kehidupan yang bermula dari dunia sampai tak berujung di negeri akhirat nanti. Dengan demikian, manusia sejati adalah manusia yang selalu menyadari kelemahan dan kerapuhan dirinya sehingga ia selalu berusaha terus menerus memperbaiki diri, sampai ia datang ke hadapan Penguasa kehidupan ini dengan penuh ketenangan

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: