﷽
TIGA HAL UNTUK MEMPERBAIKI DIRI
Sebaik-baik manusia adalah, yang
hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.Hitung-hitunglah
diri kalian, sebelum kalian dihitung (Umar bin Khottob). Introspeksi
sangat penting untuk memperbaiki diri.
itu merupakan bagian dari cara
mendekatkan diri kepada
Allah Manusia setiap hari membuat dosa dan kesalahan,
yang jika terus menumpuk akan merusak jiwanya,dan hati akan terasa gelap dengan
berbuat dosa.
Rasulullah
ﷺ telah memberitahukan jalan untuk
memperbaiki diri kita, yaitu di antaranya adalah tiga amalan dalam sabdanya :
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ
الدَّرَجَاتِ؟ ” قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: “إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى
الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ
الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ
“Maukah kalian aku beritahukan
amalan yang dengannya akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Para
sahabat menjawab : mau wahai Rasulullah. Beliau bersabda : menyempurnakan wudhu
di saat yang sulit, banyak melangkah menuju masjid, dan menunggu sholat setelah
sholat, itulah ribath (perjuangan)” (HR.Muslim).
Itulah tiga jalan untuk
memperbaiki diri kita, menghapus dosa-dosa kita, mengangkat derajat kita di
sisi Allah.
1. Pertama,
berwudhu di saat yang berat, misalnya setiap kali hendak tidur atau waktu
lainnya, dan bahkan setiap kali batal wudhu disunnahkan untuk memperbaharui
wudhu kita.
2. Banyak melangkah menuju masjid, yaitu senantiasa
menghadiri shalat berjamaah di masjid, khususnya bagi kaum pria.
3. Menunggu sholat setelah sholat, misalnya
setelah sholat Maghrib berjamaah tetap duduk berdzikir atau berdoa atau kajian
ilmu sambil menunggu didirikannya sholat Isya.
Kita harus menanamkan pada diri
kita semua bahwa kita di dunia ini hanyalah mampir sebentar, kita semua akan
kembali kepada Allah. Namun, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk
menghadap Allah
Allah سبحانه و تعالى berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan”
(QS al-Anbiya‘ [21]: 35)
Apabila kita mengingat kampung
akhirat dan kematian, maka kita akan mendapatkan tiga faedah:
· Semangat dalam ibadah,
dan membaguskannya karena kita merasa bahwa amalnya masih sedikit dan banyak
dosa, barangkali ini ibadah yang terakhir kali.
· Segera dalam taubat, dia tidak menunda-nunda.
·
kana’ah dengan rezeki
dari Allah.
INILAH CARA MENGINGAT KEMATIAN
Menghadiri majelis-majelis
ta’lim yang mengingatkan akhirat.
Hasan Bashri bertahun-tahun lamanya majelis kajiannya bukan
membahas politik, melainkan kematian dan akhirat.
·
Ziarah kubur dengan
tadabbur.
·
Menyaksikan jenazah dan
mengurusinya.
·
Mengkaji ayat-ayat
al-Qur‘an dan hadits seputar alam akhirat berupa siksa kubur, dahsyatnya
kematian,
Orang yang cerdas ialah yang menghisab dirinya dan berbuat
untuk kepentingan sesudah mati.
Allah سبحانه و تعالى berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,(
QS.Asy-Syams Ayat 9)
Allah Allah سبحانه و تعالى berfirman:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)
“Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS.
Al-Fajr: 27-30)
Setiap manusia hendaknya selalu memperhatikan
apa, siapa, ke arah mana dan bagaimana dirinya dalam pentas kehidupan ini.
Dengan mengetahui semua hakikat jawaban itu niscaya ia akan mendapatkan
setengah dari makna kehidupan itu sendiri.
Dan tatkala ia telah menemukan
siapa dirinya, maka yang muncul ke permukaan kesadaran adalah kerapuhan dan
kelemahan dirinya di hadapan bentangan alam kehidupan yang bermula dari dunia
sampai tak berujung di negeri akhirat nanti. Dengan demikian, manusia sejati
adalah manusia yang selalu menyadari kelemahan dan kerapuhan dirinya sehingga
ia selalu berusaha terus menerus memperbaiki diri, sampai ia datang ke hadapan
Penguasa kehidupan ini dengan penuh ketenangan
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar