Ternyata Allah Bersama Orang yang bersabar
Sabaran ada terbagi tiga :
1. Sabar dengan Allah Subhanahu
wata’ala
Artinya, memohon pertolongan
kepada Allah Subhanahu wata’ala dan meyakini bahwa Dia-lah Dzat yang menjadikan
seorang hamba bersabar. Betapa pun seseorang mampu bersabar maka semua itu
berkat pertolongan dari Allah Subhanahu wata’ala, bukan kemampuan dirinya
semata. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan
tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah.” (an-Nahl: 127)
2. Sabar karena Allah Subhanahu
wata’ala
Artinya , kesabaran yang
dilakukan karena kecintaan kepada Allah Subhanahu wata’ala, menginginkan
wajah-Nya, dan taqarub kepada-Nya. Bukan untuk menonjolkan diri, ingin dipuji
orang, dan tujuan buruk lainnya.
3. Sabar bersama Allah Subhanahu
wata’ala
Artinya, kesabaran seorang hamba
bersama syariat Allah l dan segala ketentuan hukum-Nya secara berkesinambungan,
berteguh diri di atas syariat dan hukum tersebut, berjalan di atasnya, serta
menjalankan segala konsekuensinya. Hidupnya selalu dikendalikan oleh syariat
dan hukum tersebut, kapan saja dan di mana saja ia berada.
Demikianlah kondisi seseorang
yang bersabar bersama Allah Subhanahu wata’ala. Ia senantiasa menjadikan
dirinya berada di atas segala yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala
dan dicintai-Nya. Kesabaran yang seperti ini adalah jenis kesabaran yang paling
berat dan sulit. Itulah kesabaran yang ada pada diri ash-shiddiqin (orangorang
yang sangat kuat keyakinannya kepada Allah Subhanahu wata’ala). (Madarijus
Salikin karya al-Imam Ibnul Qayyim, 2/157)
Dalam ranah kehidupan beragama,
para ulama mengklasifikasi sabar menjadi tiga,
1. Sabar di atas ketaatan kepada
Allah Subhanahu wata’ala, dengan selalu mengerjakan segala perintah-Nya
Subhanahu wata’ala.
2. Sabar dari perbuatan
maksiat, selalu menahan diri dari segala
yang dilarang oleh Allah Subhanahu wata’ala.
3. Sabar atas segala musibah yang
menimpa. (Lihat Qaidah fish Shabr karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hlm.
90—91, Syarh Shahih Muslim karya al-Hafizh an-Nawawi 3/101, Madarijus Salikin
2/156, dll.)
Al-Quran Al-Karim telah menetapkan kekuatan
untuk perkara ini. Sekiranya manusia mampu mengambil manfaat darinya, maka roh
dan keinginannya akan menjadi kuat, dan pada akhirnya dia akan menang dalam
pertempuran ini.
Didalam Al-Quran Al-Karim
membahas mengenai hal itu, “Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu.” Pembahasan mengenai sabar, terbagi ke dalam tiga macam: Sabar di
dalam menghadapi musibah dan kesulitan, sabar di dalam melakukan ibadah dan
sabar di dalam menjauhi maksiat. Begitu juga ganjaran bagi ketiga sabar itu
berbeda-beda. Sabar di dalam menghadapi kesulitan mempunyai ganjaran yang
besar, dan dalam pandangan Al-Quran ganjarannya tidak terhitung. Al-Quran
berkata,”Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS.Az-Zumar : 10).
Sabar di dalam melakukan ibadah
ganjarannya lebih besar daripada ganjaran sabar di dalam menghadapi musibah,
dan ganjaran sabar di dalam menjauhi maksiat jauh lebih besar dibandingkan
ganjaran sabar di dalam melakukan ibadah. Pada kesempatan yang lalu, secara
ringkas kami telah berbicara mengenai sabar di dalam menghadapi musibah.
Sungguh, merupakan pembahasan yang bermanfaat. Sebagai contoh, bayangkan oleh
Anda sebuah kelas terdiri dari enam puluh anak, yang berbeda-beda akhlaknya.
Sungguh, mengelola kelas yang seperti ini sangat sulit sekali. Jika tidak ada
kesabaran dan keistiqamahan di sana maka anda akan merasa letih. Dan dalam
keadaan yang seperti ini Anda tidak akan bisa menunaikan kewajiban. Oleh karena
itu, kita akan berbicara seputar masalah sabar di dalam menghadapi kesulitan.
Pertama-tama, Al-Quran al-Karim
menyebut sabar di dalam menghadapi musibah. Jika seseorang mampu bersikap
istiqamah di dalam menghadapi berbagai kesulitan, dan tidak kehilangan
keseimbangan dirinya, dan jika musibah menimpa dirinya dia tidak bersedih hati
dan tidak kehilangan keseimbangan dirinya, maka yang demikian itu di samping
akan memperkuat roh dan keinginannya, juga mau tidak mau akan menjadikannya
mampu menundukkan “kesulitan-kesulitan dalam.” Dia akan dapat menggunakan
kekuatan ini untuk menundukkan kecenderungan dan insting, di samping juga akan
mendapat ganjaran yang besar.
Para ulama akhlak berkata,
“Sesungguhnya setiap keutamaan mempunyai ganjaran dan tempat tersendiri. Akan
tetapi menurut Al-Quran, sabar mempunyai ganjaran yang tidak terbatas. Karena,
Al-Quran Al-Karim telah berkata, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah
dicukupkan ganjaran mereka tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar : 10).
Artinya, manusia yang sabar
adalah manusia yang tidak kehilangan keseimbangan dirinya dalam menghadapi
berbagai kesulitan, manusia yang tidak marah manakala kelelahan (jelas, amal
perbuatannya ini dijalan Allah). Maka baginya pahala yang tidak terbatas. Maksudnya,
orang ini mendapatkan ganjaran yang besar, yang tidak ada orang yang mengetahui
seberapa besarnya kecuali Allah SWT. “Sesungguhnya hanya orang-orang yang
sabarlah dicukupkan ganjaran mereka tanpa batas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar