﷽
Hanya Allah yang Memberi Rezeki
Nama Allah Ar Razzaq, Allah
Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 58).
Mengenai sifat Allah memberi rezeki
disebutkan dalam ayat lain,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Huud: 6)
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ
قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ
خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apabila mereka melihat perniagaan
atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik
daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.” (QS.
Al Jumu’ah: 11).
Mengenai nama Allah Ar Raaziq
disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, Nabi ﷺ
bersabda,
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ وَإِنِّى
لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللَّهَ وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يُطَالِبُنِى بِمَظْلَمَةٍ
فِى دَمٍ وَلاَ مَالٍ
“Sesungguhnya Allah yang pantas
menaikkan dan menurunkan harga, Dialah yang menahan dan melapangkan rezeki. Aku
harap dapat berjumpa dengan Allah dan tidak ada seorang pun dari kalian yang
menuntutku karena kezaliman pada darah dan harta.” (HR. Abu Daud no. 3451,
Tirmidzi no. 1314, Ibnu Majah no. 2200. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini
hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Ar Razzaq dan Ar Raaziq Ar Razzaq dan Ar Raaziq adalah di
antara nama Allah subhanahu wa ta’ala. Ar Raaziq sendiri bermakna Maha Pemberi
Rezeki. Ar Razzaq sendiri adalah bentuk hiperbolis dari Ar Raaziq yang berarti
banyak memberi rezeki di mana Allah yang menguasai seluruh perbendahan rezeki
tersebut.
Hanya Allah Yang Memberi Rezeki
Allah yang memberi rezeki. Allah
bersendirian dalam memberi rezeki tersebut, tanpa bersekutu dengan selain-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ
خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada
kamu dari langit dan bumi? Tidak ada ilah (sesembahan yang berhak) selain Dia;
maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS. Fathir: 3).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا
بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
“Dan tidak ada sesuatupun melainkan
pada sisi Kami-lah simpanannya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan
ukuran yang tertentu.” (QS. Al Hijr: 21).
Syaikh As Sa’di rahimahullah
menerangkan, “Seluruh rezeki dan ketentuannya hanya Allah yang semata-mata
memilikinya. Simpanan rezeki tersebut adalah di tangan Allah. Allah-lah yang
memberi pada siapa yang Allah kehendaki, Allah pula yang menghalangi rezeki
tersebut pada yang lain sesuai dengan hikmah dan rahmat-Nya yang luas. Setiap
rezeki termasuk di dalamnya adalah hujan, Allah turunkan sesuai dengan kadanya.
Tidak mungkin rezeki tersebut lebih atau kurang dari yang telah Allah
tentukan.” (Tafsir As Sa’di, hal. 452).
Begitu pula Allah memberi rezeki pada
seluruh makhluk-Nya. Berbagai rezeki diberikan di berbagai waktu dan tempat.
Allah mengeluarkan rezeki tersebut tanpa ada kesulitan sama sekali. Dalam ayat
disebutkan,
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا
وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan berapa banyak binatang yang tidak
(dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki
kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Ankabut: 60).
Syaikh As Sa’di rahimahullah
menerangkan bahwa ada binatang di muka bumi yang lemah tidak memiliki kekuatan
dan tidak memiliki kecerdasan yang kuat, ia tidak bisa menyimpan rezekinya.
Tetapi rezeki selalu bersamanya karena Allah yang menjaminnya di setiap
waktunya. (Tafsir As Sa’di, hal. 452).
Sumber :
Kitabut Tauhid fii Dhou-il Quran was
Sunnah, Muhammad bin Ibrahim bin ‘Abdullah At Tuwaijiriy, terbitan Dar Ashdaul
Mujtama’, cetakan pertama, tahun 1432 H.
Syarh Asmaullahil Husna fii Dhou-il
Kitab was Sunnah, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qahthani, cetakan ke-12, tahun
1431 H.
Tafsir As Sa’di (Taisir Al Karimir
Rahman), Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar
Risalah, cetakan kedua, tahun 1433 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar