إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah: 5)
Ayat ini Mengandung dua Tauhid
Tauhid Ibadah
Tauhid Rububiyah
Dalam ayat
“ iyyaka na’bud, “[ hanya
kepadaMu-lah kami beribadah] inilah yang
disebut “Tauhid ibadah”
Dalam ayat
“ iyyaka nasta’in” [ hanya kepadaMu-lah kami meminta pertolongan ]
inilah yang disebut “Tauhid Rububiyah”
Dalam ayat iyyaka na’bud,
hanya kepadaMu-lah kami beribadah terdapat kandungan tauhid uluhiyah atau
tauhid ibadah. Sedangkan dalam ayat iyyaka nasta’in (hanya kepadaMu-lah kami
meminta pertolongan) terdapat kandungan tauhid rububiyah.
Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah adalah mengesakan Allah dalam
perbuatan hamba yaitu ibadah hanya ditujukan pada Allah saja. Kandungan tauhid
ini terdapat dalam iyyaka na’budu karena ayat ini berarti kita hanya
menyerahkan ibadah kepada Allah saja.
Adapun tauhid rububiyah
adalah mengesakan Allah dalam perbuatan Allah, yaitu dalam hal penciptaan,
pemberian rizki, pengatur alam semesta, dan penguasa jagad raya. Dan memberi
pertolongan termasuk dalam perbuatan Allah. Pembahasan tauhid rububiyah ini
terdapat dalam iyyaka nasta’in karena ayat ini berarti kita hanya meminta pertolongan
pada Allah semaata. Sehingga dalam ayat kelima dari surat Al Fatihah terdapat
kandungan dua macam tauhid yaitu tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah. Sehingga
kita mesti mengesakan Allah dalam ibadah dan juga dalam perbuatan Allah.
Melanggar Iyyaka Na’budu wa
Iyyaka Nasta’in
Kalau ada seseorang yang
berbuat syirik pada Allah dengan memalingkan suatu ibadah, seperti dengan
memberikan tumbal pada jin atau setan, menyajikan sedekah laut untuk makhluk
ghaib semacam Nyi Roro Kidul, maka ia berarti telah melanggar ayat iyyaka
na’budu yang minimal 17 kali dibaca dalam sehari pada shalat wajib.
Jika seseorang yakin bahwa
ada selain Allah yang bisa memberikan pertolongan dalam menyelesaikan hajatnya
di mana pertolongan tersebut hanya bisa dipenuhi oleh Allah seperti dalam
mengabulkan do’a, memberikan barokah atau mendatangkan manfaat dan mudhorot (bahaya),
maka ia telah melanggar tauhid rububiyah yang ia baca pada ayat iyyaka
nasta’in. Karena satu-satunya yang bisa mengabulkan do’a, memberikan barokah
serta mendatangkan manfaat dan mudhorot hanyalah Allah, tidak yang lainnya. Sebagai
orang beriman dilarang keras ada yang bisa memberi manfaat dan mudarat selain kepada Allah.
SEMOGA BERMANFA’AT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar